PELITA KEPRI, Tanjungpinang – Pertumbuhan ekonomi Kepri pada Triwulan ke IV tahun 2017 (Y on Y) tumbuh sebesar 2,57 persen. Pertumbuhan yang ada saat injury time ini memiliki peran yang sangat signifikan pada pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar kepada awak media melalui rilis berita resmi BPS di Kantornya Jl. A. Yani, bt 5 atas, Tanjungpinang, Senin, (5/02/2018), mengatakan bahwa ekonomi Kepri sudah menggeliat kembali, patut kita berbangga.
“Dengan adanya pertumbuhan ekonomi di Triwulan IV sebesar 2,57 persen yang didorong oleh pertumbuhan kategori industri pengolahan sebesar 1,48 persen dan dari sisi pengeluaran ada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang andil pertumbuhan ekonominya sebesar 2,48 persen, maka boleh dikatakan bahwa ekonomi Kepri sudah mulai menggeliat dan bergairah kembali,” katanya.
Memang harus diakui bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri yang secara kumulatif hanya sebesar 2,01 persen masih dianggap melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2016 yang mencapai 5,02 persen.
“Pertumbuhan yang hanya sebesar 2,01 di tahun 2017 ini memang belum lah menggembirakan mengingat Pemerintah Provinsi Kepri menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar di atas 5 persen. Hanya saja kita sudah dapat melihat adanya geliat ekonomi jika kita melihat pertumbuhan di Triwulan IV ini,” tambahnya.
Panusunan Siregar juga menghimbau kepada seluruh stakeholder agar mampu membaca situasi dan menentukan arah kebijakan pembangunan yang tepat dengan memakai data dari BPS.
“Data BPS yang kita sajikan ini hendaknya dijadikan sebagai kompas dan pelita bagi pemerintah Kepri untuk menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan. Jadi data yang kita miliki ini sangatlah bermanfaat untuk seluruh stakeholder yang ada,” tambahnya.
Selain dari bergairahnya kembali industri pengolahan dan manufaktur di Batam, sektor perikanan Kepri juga diyakini dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Kepri.
Anggaran APBD yang sudah disahkan juga se-segera mungkin dieksekusi karena dapat menjadi stimulan untuk merangsang pergerakan pertumbuhan ekonomi karena menimbulkan demand pada produk-produk industri dan konsumsi.
“Sektor kelautan kita terutama ikan dan udang belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebenarnya sektor ini adalah sektor raksasa kita yang dapat membantu menopang pertumbuhan ekonomi ketika sektor industri pengolahan dan manufaktur kita sedang sakit. Tetapi sayangnya kita sedikit menafikan sektor “raksasa tidur” kita itu. Sah-sah saja memang kita lebih senang dengan pembangunan sektor pariwisata. Tetapi alangkah ruginya kita jika ikan-ikan dan udang kita yang di laut Kepri ini tidak kita manfaatkan dengan maksimal,” tutupnya.
Upaya menggenjot eksport Kepri dan juga terjaganya stabilitas inflasi juga diyakini dapat menjadi faktor yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi Kepri mengalami eskalasi atau tidak. (Dir/PK)