Heboh Kabar Perselingkuhan Amang Bao Dengan Inang Baonya

Ilustrasi selingkuh (Intisari.grid.id)

Terjadi perselingkuhan antara amang bao dengan inang baonya di Tanjungpinang. Amang baonya sendiri sebagai ” TOKE TUAK” yang berinisial AB (40), yang namanya sudah mulai dikenal orang Batak khususnya di Tanjungpinang. Sebab usaha tuak yang kelolanya semakin melejit. Dan karena juga sosoknya yang suka memberi.

Keduanya mempunyai keluarga yang masih sah. Dan sudah dikaruniai anak.

Kabar perselingkuhan itu menjadi semakin meluas dan menjadi kabar yang hangat dibicarakan saat ini di Tanjungpinang khususnya suku Batak.

Kabarnya, hubungan terlarang dan memalukan itu bermula terjalin? Saat sering jalan-jalan bersama keluarga ke tempat wisata semisal mandi-mandi dipantai. Dan semakin seringlah ketemu. Inang bao pun tidak sungkan lagi untuk bercanda-canda dengan si Toke Tuak itu.

Akhirnya amang bao dengan inang baonya. Tanpa tak sengaja saling memandang dan saling tersenyum. Hingga rasa segan itupun hilang ditelan suasana karena sudah mulai tampak tumbuh benih rasa aku cinta kata orang Korea “Saranghaeyo”.

Informasi  yang terdengar beredar dari beberapa sumber dilapangan inang bao sering meminjam duit kepada Si Toke Tuak. Dimana AB orang terbilang mudah untuk memberi kepada orang yang sudah dipercayainya. Artinya tak butuh proses amang bao memberikan pinjaman duit kepada inang bao.

Baca Juga :  Petrus Marulak Sitohang Berjuang Dan Melayani Semua Golongan

Dan berlanjutlah menjadi sering ketemu dan saling merindukan. Dan kabar yang kami peroleh  semakin sering jalan berdua.

Tidak tau pastinya hubungan perselingkuhan antara amang bao dengan inang bao itu dimulai dari kapan. Yang pastinya sudah terbongkar belum lama ini.

Terbongkarnya perselingkuhan itu. Bermula. Sebagai seorang istri sah menarok curiga akan gerak gerik suaminya belakangan ini. Dan berujunglah untuk mematai matai suaminya. Seperti layaknya di film-film sinetron.

Aksi memata matai sang istripun dimulai. Ceritanya, dengan memasang sebuah pelacak GPS di telepon genggam sang suaminya. Dan karena kemajuan teknologi yang sekarang ini yang sudah begitu mudah mengetahui keberadaan seseorang melalu sebuah telepon genggamnya.

Hingga posisi suaminya pun langsung  diketahui sang istri. Sang istripun langsung menuju ke lokasi yang dibantu orang terdekatnya. Wohhhh!!! suaminya bersama inang baonya lagi berada di sebuah penginapan. Dan langsung perburuan itu berakhir dan menggerebek sang suami.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kepri Resmikan Kantor Baru PWI Kepri

Terkait informasi perselingkuhan itu tim media Pelitakepri mencoba untuk mengkomfirmasi ke nomor pribadi AB tak dapat dihubungi dan akun media sosial miliknya juga telah dinonaktifkan, namun informasi yang diperoleh tim dari lapangan. Pihak keluarga sudah melakukan penyeselesain dengan cara berdamai. Dan AB katanya sudah meminta maaf kepada pihak  keluarga inang baonya.

Perlu diketahui suku Batak tutur amang bao dan inang bao adalah tutur yang sangat dihormati dan selalu dipelihara untuk harus saling  menyegani satu sama lain. Untuk itulah suku Batak di Tanjungpinang sangatlah tersentak mendengar kabar perselingkuhan yang sudah beredar itu.

“Terkait perselingkuhan itu. Karena menyangkut tutur amang bao dengan inang bao tutur yang masih kuat untuk dihormati bagi suku Batak. Untuk kedua belah pihak harusnya ada semacam sangsi sosialnya. Biar kedepan supaya lebih terpelihara  kekuatan tutur suku Batak. Jadi tutur inang bao itu harus dihormati. Bukan untuk dimain-mainkan apalagi  diselingkuhi seperti yang terjadi ini,” tegas warga Batak itu di Tanjungpinang Sabtu (9/10/2021) yang tak mau disebutkan namanya.

Baca Juga :  Pemprov Kepri Gelar Rakor Forkopimda untuk Sukseskan Pilkada Serentak 2024

Tambahnya, sebagai orang Batak yang masih memegang kuat adat istiadat. Saya mengajak, mari kita pelihara dan tanamkan kesantunan bertutur yang merupakan adat istiadat suku Batak, yang diajarkan nenek moyang kita terdahulu sampai turun temurun.

“Karena jikalau ini kita tidak pelihara. Maka adat istiadat kita akan semakin tergerus dan sopan santun bertutur lama-lama bisa hilang. Jikalau bukan kita yang memelihara dan mengajarkan adat istiadat kita, siapa lagi? Dan pesan ini kami sampaikan terkhusus untuk suku Batak (Halak Hita) di tanah rantau,” ucapnya menegaskan.(pk/tsr/tim)