7sky.life
Pemimpin gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus berdoa.
Pelita Kepri – Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus menyampaikan turut berdukacita atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka warga Indonesia dalam ledakan di tiga gereja pada lokasi terpisah di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
“Secara khusus, saya merasa dekat dengan rakyat Indonesia tercinta, terutama dengan umat Kristen di Surabaya yang terluka karena serangan di tempat ibadahnya,” tutur Paus mengutip Tribun-Medan.com dari Vatican News.
Paus menyampaikan ucapakan dukacita saat mengikuti Doa Maria Ratu Surga (Regina Coeli) mingguan di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu.
Paus mengajak umat Katolik untuk berdoa, “Marilah bersama-sama, kita memanggil Allah yang damai, agar Dia dapat mengakhiri seluruh aksi kekerasan.”Polisi mengungkap pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Minggu (13/5/2018) adalah satu keluarga, yakni Dika Supriyanto (48), sebagai ayah, dan Puji Kuswati, istrinya, serta empat anak-anak mereka. (HO/Polda Jawa Timur)
“Saya sertakan dalam doa saya, bagi semua korban dan keluarganya. Mari bersama, kita memohon perdamaian dari Tuhan, agar ketika menghadapi kekerasan, bukan memakai kebencian, melainkan dengan semangat rekonsiliasi dan persaudaraan. Marilah kita berdoa dalam hening,” kata lelaki peranakan Italia yang lahir di Flores, Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936.
Seperti diberitakan, meledak di tiga tempat berbeda di Surabaya, Minggu pagi, bertepatan dengan pelaksanaan misa dan ibadah mingguan di gereja. Paus Fransiskus menyampaikan berkat Urbi et Orbi kepada kota dan dunia dari balkon basilika Santo Petrus, setelah Misa Paskah Paskah, Minggu (1/4/2018) di Vatikan. (AFP/Andreas Splaro)
Menurut polisi, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Bom kedua meledak di GKI Wonokromo, meledak di gereja Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya pada pukul 08.00 WIB.
Bom ketiga meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya atau GPPS Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno, beberapa menit kemudian.
“Yang meninggal bertambah menjadi sembilan orang, dan orang lainnya dirawat di rumah sakit (karena mengalami luka-luka),” kata Juru Bicara Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung, kepada wartawan, Minggu (13/05/2018), sekitar pukul 10.45 WIB.
Hingga pukul 14.40 WIB, polisi menyatakan ada 11 korban tewas. Sebanyak 41 orang korban luka saat ini dirawat di RS, 2 di antaranya adalah polisi.
Polisi menyatakan pelaku ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela tewas di tempat. Di gereja tersebut, seorang anak tewas.
Sebelas korban meninggal dunia berasal dari tiga lokasi yang berbeda.
Empat korban berasal dari Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya.
Dua korban berasal dari GKI Wonokromo, Jalan Diponegoro, Surabaya, satu di antaranya berjenis kelamin perempuan.
Dua korban lain berasal dari Gereja Pantekosta Pusat, Jalan Arjuno, Surabaya.
Sementara dua korban lain yang meninggal di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, masih belum diketahui berasal dari gereja mana.
Adapun 41 korban luka dibawa ke RSUD Dr. Soetomo, RS Bhayangkara, dan beberapa rumah sakit lain.
Dua di antara korban luka adalah polisi yang tengah berjaga di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim juga menyarankan agar seluruh masyarakat tidak menyebar foto-foto korban meninggal dunia. (vaticannews.va)