Cerpen Tentang Kehidupan II Demi Harga Diri

Oleh : Takdir Siringo

Pak Togar adalah seorang petani di sebuah desa umurnya sudah lebih setengah abad. Beliau mempunyai anak empat sebagian sudah mandiri alias sudah bekerja. Masalah harga diri Pak Togar paling menjaganya. Makanya jangan coba-coba tidak menghargainya apalagi menyepelekannya bisa berat urusannya.

Dia juga bila dikatakan orang terkuat didesa. Badannya berotot dan berisi bak herkules. Tapi dia termasuk orang yang tak sombong. Prinsipnya pada orang tak pernah menjual. Jika orang menjual. “Mau saya membelinya,” ucapnya.

Pada zamannya adalah masa adu kekuatan antara preman. Siap kuat dialah yang dihormati. Berbeda preman masa kini. Adu kekuatan sudah bertransformasi menjadi adu otak atau keahlian.

Pak Togar orangnya tak mau mau meminta, akan tetapi lebih senang memberikan. Hingga warga desa sangat senang melihatnya.

Jadi terkait tentang harga diri yang menyentuh hati setiap orang. Kita mau berbagi cerita. Beginilah alur ceritanya, saya mulai.

Baca Juga :  Akses Internet Jangkau Pulau dan Perbatasan Terpasang di Sekolah, Polindes Hingga Pustu

Dikampung pak Togar pada waktu itu musimlah berburu dihutan. Para pemburu itu mempunya group atau rombongan masing-masing.

Mereka berburu dengan menggunakan anjing yang sudah terlatih dan menggunakan tombak. Karena ada kabar yang masuk ketelinga rombongan pemburu, dari penduduk desa disebuah hutan itu melihat bahwa ada kawanan rusa.

Mendengar itu. Pagi harinya para pemburu memasuki dan menyisir hutan, bersama anjing-anjing itu.

Para pemburu itupun benar sudah memastikan bahwa benar ada rusa dihutan. Sebab mereka menemukan ada jejak-jejak kaki rusa yang masih baru. Para pemburu itu berjumlah tujuh orang. Lalu mereka melepaskan anjing-anjing yang sudah terlatih itu dihutan, untuk mengejar rusa-rusa itu. Dengan mengendus jejaknya.

Dan para pemuru itupun mengukiti suara-suara keramaian gonggongan anjing-anjing itu menyisiri hutan belukar. Gonggongan anjing menandakan bahwa mengejar sesuatu, yaitu rusa yang sedang berlari.

Baca Juga :  Kabupaten Bintan Siapkan Program Dana Bantuan Sosial Uang Duka

Sifat rusa disaat kecapean dan haus. Maka akan berhenti melihat air dan akan meminumnya untuk memulihkan tenaganya. Tak salah seperti rusa memang selalu  merindukan air, sehingga anjing-anjing itu mudah mengejar rusa.

Hingga rusa itupun minum disawah pak Togar. Dengan sigap pak Togar langsung melompat dengan kayu ditangannya. Lalu memukul rusa “klepak.. klepok…” rusanya pun pingsan.

Tak lama kemudian. Para pemburu sampai kelokasi, rusanya pun sudah kaku. Dan pak Togar pun pingsan. Karena tak menyadari, ternyata saat melompat kesawah kakinya tertancap kayu tajam. Darah pun tercurah. Karena luka yang dalam di telapak kakinya.

Pak Togar pun harus ditandu dari lokasi menuju puskesmas dan menerima perawatan dan harus dijahit lukanya puluhan jahitan.

Para pemburu memuji pak Togar, dia berhasil mengesekusi rusa buruan itu. Ada sebuah hukum pemburu “siapa yang mendapatkannya?” ada kebanggaan tersendiri dan ada upah dari hasil buruan.

Baca Juga :  Bupati dan Wabup Bintan Tinjau Persiapan STQ VIII Provinsi Kepri

Pak Togar memperoleh bagian paha belakang rusa dan kepala. Pak Togar bangga dengan upah yang diterimanya. Sekalipun dia harus masuk rumah sakit. Ada hal yang disimpulkan Pak Togar.

“Disamping bangga dengan hasil buruan itu demi sebuah harga diri. Harus bembayar mahal, karena harus ditandu menahan sakit dan mengeluarkan biaya perobatan. Hanya saja saya kurang hati-hati melompat kesawah,” ucapnya ngakak saat menceritakan drama merebut kemenangan itu.