TANJUNGPINANG | PELITAKEPRI.COM – Dalam upaya pengendalian inflasi dan gejolak kenaikan harga bahan pokok, Pemerintah Kota Tanjungpinang mengikuti Rapat Koordinasi terkait Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri bersama TPID dan TPIP. Rapat yang turut dihadiri oleh Kepala Daerah se-Indonesia tersebut dilaksanakan secara virtual dan diikuti Penjabat (Pj.) Wali Kota Tanjungpinang, Hasan, S.Sos bertempat di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Kantor Wali Kota, Senin (6/5/2024).
Berdasarkan pemaparan Plt Sekjen Kemendagri, Drs. Tomsi Tohir Balaw, M.Si, diketahui bahwa posisi Kota Tanjungpinang berada diurutan ke 30 terendah se-Indonesia dan terendah ke 8 se-Sumatera. Berdasarkan Data BPS angka inflasi Kota Tanjungpinang pada April secara year on year berada di 2,48%. Adapun komoditas harga yang mempengaruhi gejolak inflasi adalah cabai merah, bawang merah dan cabai rawit.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong pemerintah daerah (pemda) agar menyusun perencanaan gerakan menanam dengan baik. Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir menyampaikan upaya ini dibutuhkan untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.
Lebih lanjut, Tomsi mengungkapkan gerakan menanam sejumlah komoditas harus direncanakan dengan baik agar dapat berjalan berkesinambungan. Saat ini, beberapa daerah sudah melakukan penanaman, tapi belum memberikan hasil signifikan karena kurang terencana dengan baik. Hingga per 6 Mei 2024, baru ada 242 kabupaten/kota yang melaksanakan gerakan tersebut.
“Oleh sebab itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini kami mengimbau (pemda) untuk bisa melakukan suatu perencanaan,” jelasnya.
Tomsi menambahkan, pemda dapat melibatkan pihak ketiga dalam menyusun perencanaan gerakan menanam. Terutama untuk penanaman sejumlah komoditas yang perlu menjadi perhatian, seperti bawang merah, cabai, dan jagung. Pasalnya, komoditas tersebut kerap mengalami kenaikan harga di banyak daerah, sehingga perlu upaya penanganan.
“Separuh lebih ya kita masih mengalami kenaikan-kenaikan harga cabai, bawang, yang secara teorinya harusnya teman-teman di daerah dapat mengatasi itu dengan melakukan gerakan menanam,” ungkap Tomsi.
Tomsi menilai gerakan menanam perlu terus ditekankan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Menurutnya, gerakan tersebut seharusnya dapat membantu daerah dalam mengendalikan harga berbagai komoditas jika dilakukan dengan baik.
“Ada beberapa hal yang dari minggu ke minggu yang perlu kita perhatikan bahwa bapak/ibu sekalian kepala daerah, kami sangat berharap bahwa upaya-upayanya bisa dari minggu ke minggunya semakin baik untuk melakukan perencanaan, terutama berkaitan dengan penanaman,” ujarnya Tomsi dalam keterangannya, Senin (6/5/2024).
Terkait hal tersebut, Penjabat (P.j) Wali Kota, Hasan,S.Sos terus berupaya untuk menjalankan semua program yang diamanahkan oleh pemerintah pusat dan terus berkoordinasi bersama perangkat daerah untuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
“Saya meminta kepada TPID agar dapat melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh Kemendagri seperti Gerakan Menanam terhadap komoditas penyumbang inflasi. Untuk itu saya imbau Dinas terkait untuk dapat melakukan perencanaan dan pelaksanaan program tersebut”, ujar Hasan.
Lanjut Hasan menjelaskan, sebagai langkah menanggulangi dampak inflasi dan tetap menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah Kota Tanjungpinang terus mendorong upaya pengendalian inflasi daerah dengan memantau harga dan ketersedian barang. “Selain itu juga, pemerintah secara rutin melakukan operasi pasar murah, sidak kepada distributor, kerjasama dengan daerah penghasil dan memberikan bantuan subsidi biaya angkut transportasi komoditas bahan pangan agar harga bahan pokok tidak melonjak terlalu tinggi, dan imbauan gerakan menanam bagi masyarakat,” jelas Hasan.
Ditambahkannya, harga komoditi di Provinsi Kepri khususnya Kota Tanjungpinang masih kategori aman, serta masih dalam batas harga normal sesuai panel harga Badan Pangan Nasional. “Meskipun ada beberapa komoditi yang sedikit naik harga seperti bawang merah dan cabai, namun masih bisa kita atasi dan terus kita lakukan pemantauan baik itu di distributor maupun hingga ke pengecer”, tutup Hasan.