Kepri Masih Primadona, Tapi Perlu Regulasi

Pelita Kepri, Batam – Gubernur H Nurdin Basirun menegaskan, para pemangku kepentingan di Kepri terus berupaya menggairahkan kembali investasi di Kota Batam. Termasuk juga mendorong investasi yang berorientasi eksport.

“Apa yang kita bicarakan ini yang penting komitmen bagaimana mengimplementasikannya di lapangan. Tidak sebatas pembicaraan saja. Kepri inilah sebenarnya poros maritim dunia ini. Kepri ini berada di depan dan punya banyak pulau yang belum dikelola. Punya banyak potensi. Tapi tidak akan ada artinya jika tidak ada komitmen bersama untuk memajukannya,” tegas Nurdin pada Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia Jumat (13/4/2018) di Hotel Radisson Batam.

Karena itu Nurdin selalu minta ketegasan pemerintah pusat untuk memberikan dan mengimplementasikan berbagai regulasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kepri, terutama di Batam, Bintan dan Karimun serta Lingga. Menurut Nurdin untuk menjadi poros maritim dunia, jawabannya ada di Kepri. Karena alur perdagangan dunia cukup pesat di kawasan ini.

Baca Juga :  Relawan "INSANI" Kota Batam Kenalkan Cawagub Kepri "Isdianto-Suryani" Dari Rumah ke Rumah

Pada acara dengan tema “Pengembangan Industri Berorientasi Ekspore Melalui Perluasan Akses Pasar dan Optimalisasi Kawasan Industri itu hadir Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo. Hadir juga Dubes Indonesia untuk Singapura.

Nurdin menyampaikan di mata para investor asing Kepulauan Riau masih menjadi primadona untuk menanamkan modal. Hanya saja belum teralisasi secara nyata karena terhambat regulasi. Tak heran kalau dalam banyak kesempatan Nurdin meminta dukungan regulasi dan infrastruktur dari Pemerintah Pusat.

Padahal sebelum ini, Kepri mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi melebihi 6 persen pertahun dan mempunyai peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi pada tahun 2017 turun 2 persen.

Soal komitmen Kepri untuk berbenah, kata Nurdin tidak perlu diragukan. Sebagai Gubernur, dirinya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Bahkan setiap berjumpa dengan Presiden dan juga menteri, selalu mengajukan permintaan pembenahan infrastruktur dan fasilitas lainnya.

Baca Juga :  Gubernur Lantik Pejabat Eselon III, IV dan JFT Dilingkup Pemprov Kepri

Terbaru, lanjutnya adalah permintaan pada Menteri BUMN Rini Soemarno untuk segera memodernisasikan pelabuhan Batu Ampar Batam dan Pelabuhan bongkar muat di Tanjungbalai Karimun, membangun Pelabuhan Peti Kemas di Tanjung Sauh, dan pembenahana pelabuhan Sei Bintan Pura serta perluasan Bandara Hang Nadim.

Begitu juga dengan penyediaan instalasi air bersih dan ketersediaan transmisi listrik. Seluruhnya untuk peningkatan kapasitas sehingga semuanya menjadi semakin baik.

Untuk mordenisasi pelabuhan permintaan Gubernur Kepri tersebut juga disepakati oleh Ketua BP.Batam Lukita Dinarsyah Tuwo. BP Batam, katanya mendukung penuh pembangunan Pelabuhan tersebut.

“Untuk Pelabuhan Batu Ampar akan kita tingkatkan kapasitasnya dari 400 ribu tius menjadi 1,5 juta tius,” kata Lukita.

Selain itu, Kepri juga sudah melaksanakan Mal Pelayanan Publik yang di dalamnya bisa mengurus 427 perizinan dan non perizinan dengan 30 instansi di dalamnya.

Baca Juga :  Bupati Natuna Serahkan BLT bagi Masyarakat Bunguran Terdampak Covid 19 Kecamatan Bunguran Timur

Kepri, terutama Batam juga sudah menggenjot pembangunan infrastuktur yang tujuannya juga untuk investasi.

Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad menyebutkan sebanyak 40% anggaran pembangunan Pemko Batam plot untuk infrastruktur.

“Tujuan kami seoptimal mungkin untuk melakukan pembenahan agar Batam bisa meningkatkan daya saingnya kembali,” ungkap Amsakar.

Kendati begitu, beberapa persoalan krusial yang berlangsung di Batam sampai saat ini belum terselesaikan dan sangat menghambat investasi di Batam. Diantaranya adalah masalah regulasi, kepastian perpindahan dari FTZ ke KEK. (*)