Masa-masa Kecil, Saat Memulai Kehidupan

Oleh : Takdir Siringoringo 

Masa-masa kecil adalah masa yang paling indah untuk dikenang. Dan pada masa itulah kehidupan kita dimulai. Hari demi hari kita bertumbuh dan kejadian-kejadian yang kita lalui itulah tersimpan dalam memori ingatan.

Dan bila saya berpendapat. Masa-masa kecil itulah menyemangati kita untuk menjalani semua kehidupan ini. Bila kita teringat akan hal itu, bisa kita spontan tertawa. Apalagi masa-masa kecil itu dilengkapi sebuah foto, rasanya semakin lengkap jugalah untuk melepaskan tawa itu.

Saya masih ingat sekali pada masa kecil saya. Sewaktu saya hendak mau masuk Sekolah Dasar (SD). Sebelum masuk SD, ibu saya mulai mendisiplinkan saya dirumah. Seperti hidup bersih, mandi dan cara menggosok gigi yang benar.

Selain membersihkan diri, menyapu rumah dan mencuci piring. Lanjut diajari memasak air minum dan nasi. Setelah sudah bisa. Ibu saya membuat roster kecil dengan saudara-saudara, yang ditulis dikertas ditempelkan didinding rumah.

Baca Juga :  Gubernur Kepri dan Republic Polytechnic Singapura Tandatangani Kerjasama Food Industry 4.0 and Suplpay Cain Programme

Habis mengajarkan disiplin. Ibu saya mengajarkan saya untuk menghitung dan mengenali huruf dari A sampai Z . Sudah bisa mengenali huruf baru mengeja, itu rutin setiap malam dan disuruh diulang-ulang. Itu juga saat pas berada diladang.

Pada saat tibalah penerimaan murid baru, di sekolah dasar di desa saya. Ibu saya mendaftarkan saya.

Hati senang, karena dapat baju baru, tas baru, sepatu baru. Pokoknya semua serba baru. Ada satu persyaratan untuk diterima saat SD, pada saat saya dulu yaitu tangan harus bisa meraih telinga kiri dulu. Dengan cara, tangan kanan dilintangkan diatas kepala dan tangan meraih telinga kiri.

Selain meraih bisa meraih telinga. Baru menghitung 1 sampai 20, lalu membaca huruf yang ditulis dipapan tulis depan oleh guru kepala sekolah.

Baca Juga :  Polsek Bintim minta Bhabinkamtibmas untuk Menjalin Kedekatan dengan Masyarakat

Tiba masuk sekolah, masuklah sesi perkenalan dan tentang cita-cita. Dan habis sesi perkenalan, belajar sudah mulai aktif.

Saat jam istirahat sangat lama sekali. Kami murid-murid sampai-sampi berenang dulu di danau sampai puas. Memang danau tak begitu jauh dari sekolahan. Baru dibunyikannlah lonceng. Para siswa berlari kesekolah dan masuk kekelas untuk mengambil tas untuk pulang.

Sepulang sekolah kami bermain bersama teman-teman. Bermain dihalaman rumah. Ada permainan kami dulu, yang agak ekstrim menurut saya. Namanya gala tunjang. Permainan ini dihalamah alias ditanah. Dengan menggambar sebuah benteng bulatan seperti bulan.

Pemainnya dua pasang, satu pasang didalam benteng yang digambar. Dan satu pasang diluar. Cara mainnya, dari dalam menunjang yang diluar dengan berpegangan sama pasangannya, yang diluar berusaha menangkap kakinya. Merebahkannya sampai berhasil mengeluarkannya dari benteng. Dan itulah pemenangnya.

Baca Juga :  Gunung Meletus Freatik, Sleman dan Sekitar Hujan Abu

Banyak permainan yang mengasyikan masa kanak-kanak dulu, sudah jarang dilakukan anak-anak zaman sekarang. Anak-anak sekarang terlihat kebanyakan sudah pada sibuk bermain handphone. Dengan bermain game mendaunlow sebuah aplikasi permainan. Parahnya anak-anak dizaman sekarang seolah sudah ketergantungan pada handphone.

Peran orangtua harus lebih ditegaskan. Supaya penggunaan hand phone pada anak-anak dibatasi.
“biar anak menangis. Harus tegas membatasi pemakaian handphone. Karena jika bukan orangtua yang mendisiplinkan Anak-anak. Siapa lagi? ” pesan seorang ibu muda itu.