Pelita Kepri, Tanjungpinang – Setelah di resmikannya untuk pengoperasian Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) Batu Hitam oleh Gubernur Kepri yang diwakili oleh Kepala Dinas Perkim Provinsi Kepri, Ir. Heru Sukmoro, CES, Selasa (3/4/2018).
Dalam sambutannya, Heru menyampaikan SWRO ini sudah selesai dibangun sejak beberapa tahun lalu. Proyek Satker Kementrian PU ini menelan biaya pembanguan Rp97 miliar melalui dana APBN. Proyek ini didesain untuk bisa mengatasi kebutuhan 4000 pelanggan dengan kapasitas 50 liter per detik. “SWRO ini merupakan dambaan, impian serta harapan besar buat masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir khususnya dan masyarakat Kota Tanjungpinang umumnya. Karena SWRO merupakan sumber air bersih akan di konsumsi masyarakat tersebut di rumahnya.” Ungkapnya.
Heru juga menjelaskan Kementerian PUPR bersama Pemprov Kepri dan Pemko Tanjungpinang telah menganalisis ketersediaan kebutuhan air bersih pada saat Kota Tanjungpinang dilanda krisis air bersih karena kemarau panjang. Sumber-sumber air baku yang ada di Pulau Bintan tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan air bersih. “Berdasarkan analisis tersebut, maka dengan inisiatif bersama dibuat sebuah kebijakan untuk dibangun sistem penyediaan air bersih dan air minum dengan teknologi reserve osmosis yang mengolah air laut menjadi air yang siap minum atau yang dikenal dengan SPAM SWRO untuk masyarakat.” Lanjutnya.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Drs. Riono, M.Si dalam sambutannya juga menyampaikan rasa bangga dan bahagia dengan dioperasikannya SWRO ini untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan air minum. “Dengan hadirnya SWRO ini diharapkan untuk memenuhi kebutuhan air minum untuk masyarakat. Pendistribusiannya lebih dikhususkan untuk masyarakat pesisir atau pelantar yang aksesbilitas dan keterjangkauan ketersediaan air minum yang layak konsumsi cukup terkendala permasalahan teknis.” Ungkap Riono.
Darmawel Umar selalu Kasubdit Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan pada Kementerian PUPR menyampaikan beberapa alasan pembangunan SWRO di Kota Tanjungpinang. “Kondisi geografis Pulau Bintan mengalami keterbatasan air baku dan faktor alamiah berupa perubahan kondisi iklim dan kualitas air baku yang semakin menurun seperti di Waduk Sei Pulai dan Sei Gesek. Kota Tanjungpinang memiliki sumber air laut yang melimpah dan tidak terbatas sehingga dianggap sangat cocok untuk dibuat SWRO.” Ujar Darmawel.
SWRO yang telah dimulai dari tahun 2013 sampai 2015 ini akan dikelola oleh Pemko Tanjungpinang melalui UPTD Air Minum yang melayani 2.825 unit sambungan rumah tangga yang tersebar di zona pelayanan SWRO yang terbagi atas 3 zona yakni Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Bukit Bestari. Dan jaringan distribusi utama untuk perpipaan juga dikembangkan ke beberapa wilayah yaitu Kampung Baru, Jalan Soekarno Hatta, Batu Hitam dan Jalan Wiratno. Dengan beroperasinya SWRO ini diharapkan adanya penambahan tingkat pelayanan air bersih khususnya di Kota Tanjungpinang yang selama ini dilayani oleh PDAM Tirta Kepri sehingga waduk Sei Gesek dan waduk Sei Pulai juga dapat dioptimalkan untuk melayani kawasan pelayanan di Tanjungpinang bagian timur.
Acara Soft Launching SWRO Batu Hitam ini dihadiri oleh FKPD Provinsi Kepri dan Kota Tanjungpinang, Anggota DPRD Provinsi Kepri, Pimpinan OPD Kota Tanjungpinang, Direktur PDAM Tirta Kepri dan pelanggan yang telah mengkonsumsi SWRO. Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kadis Perkim Kepri, Sekda Kota Tanjungpinang dan tamu undangan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba langsung meminum air hasil penyulingan air laut melalui SWRO serta meninjau lokasi mesin produksi SWRO. (*)