Tarakan, Pelita Kepri – Anggota DPRD kota Tanjungpinang dari Fraksi PDI Perjuangan, Petrus Marulak Sitohang hadir dan mengikuti Konferensi Nasional IV Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Tarakan, Kalimantan Utara, 5-8 September 2018.
Konferensi Nasional FKUB ini mengambil tema “Forum Kerukunan Umat Beragama Mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019 Yang Aman, Damai, Jujur, Adil dan Bermartabat.”
Dalam konferensi ini hadir para pembicara yang membawa tema yang berbeda-beda, diantaranya:
1. Ketua Asosiasi FKUB Nasional, Ida Pangelensir Agung Putra Sukahet dengan tema “Peran dan fungsi asosiasi FKUB Indonesia Dalam Mewujudkan Harmonisasi dan Sinergitas Umat Beragama Dalam Bingkai NKRI”,
2. Gubernur Kalimantan Utara Dr. H. Irianto Lambrie, dengan tema “Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Dalam Membangun Sinergitas Dan Meningkatkan Peran FKUB di Provinsi Kalimantan Utara”,
3. Direktur Ormas Ditjen Polpum Kemdagri, Lutfi dengan tema “Kebijakan Pemerintah Pusat Dalam Peningkatan Peran dan Kapasitas FKUB di Indonesia”,
4. Prof. Dr. Adri Patton, M.Si., Guru Besar FISIP Unmul, Dewan Pakar Watannas, Rektor Universitas Borneo Tarakan, dengan tema “Peran Pendidikan Multikultural Dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama”
Karena baginya keberagaman adalah Rahmat, Keindahan dan Kekuatan bangsa Indonesia,
5. H. Wawan Djunaedi, MA., Kepala Bidang Harmonisasi Umat Beragama Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI, dengan tema “Kerukunan Umat Beragama Sebagai Kebutuhan Pemersatu Bangsa”,
6. Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin, dengan tema:”Fungsi FKUB:
Penyampaian aspirasi umat beragama
Mediasi Kuratif, fungsi baru yang semakin besar,
7. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Imam Besar Mesjid Istiqlal. Kementerian Agama sendiri saat ini sedang mengembangkan dan mempromosikan Sikap Moderasi Beragama.
Petrus Marulak Sitohang saat dikonfirmasi mengatakan bahwa peran FKUB sangat penting dalam memelihara dan merawat kerukunan umat beragama.
“Keragaman suku, agama, bahasa, budaya dan letak geografis Indonesia sangat rentan dengan upaya untuk memecah belah bangsa ini oleh pihak-pihak yang tidak menyukai keutuhan Indonesia dengan empat pilarnya, yaitu: Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” katanya, Sabtu (8/9/2018).
Petrus juga mengatakan bahwa media sosial juga berperan dalam menyebarkan hoax yang menyebabkan permusuhan sesama anak bangsa.
“Berita hoax, ujaran kebencian dan konten-konten negatif lainnya yang disebar lewat media sosial juga mempengaruhi sebagian masyarakat kita yang tidak bijak dalam menggunakan media sosial tersebut. Ini juga berperan dalam menimbulkan saling curiga dan benci antar pemeluk agama,” tambahnya.
“Oleh karena itu, semua narasumber sepakat bahwa peran FKUB untuk memelihara dan merawat kerukunan umat beragama di Indonesia dirasakan semakin penting. FKUB diharapkan tidak menjadi semacam “Pemadam Kebakaran” setelah insiden atau bencana terjadi, tetapi harus menjadi perawat dan pembangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat kita, bahwa suku, bahasa, budaya dan agama adalah rahmat, keindahan dan kekuatan bangsa ini. Bukan sebaliknya. Karena itu kita wajib mensyukuri dan merawatnya,” pungkasnya.
Dalam konferensi nasional FKUB ini, Kepri mengirimkan delegasi yang terdiri dari pengurus FKUB Kepri, Ketua FKUB Tanjungpinang, KH Zubad Akhadi Muttaqien, Sekretaris FKUB Tanjungpinang, Cian Ibnu Sina, Staf Hamas Muslim, FKUB Batam, FKUB Bintan, dan juga Petrus Marulak Sitohang yang mewakili DPRD kota Tanjungpinang.
Dalam kesempatan itu, Petrus Marulak Sitohang menyerahkan cindera mata DPRD Tanjungpinang kepada Ketua Asosiasi FKUB se- Indonesia, Ida Penglingsir Putra Agung Sukahet. (pk/gm)