Tanjungpinang, Pelita Kepri – RR anak berusia (4,8 tahun) tahun pasien BPJS kesehatan warga kota Tanjungpinang sempat dua kali mengalami kejang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri, Sabtu 6 Oktober 2018.
Ironisnya, kartu BPJS yang diharapkan mempermudah dan mempercepat pasien mendapatkan pertolongan medis justru terbiarkan oleh pihak rumah sakit.
SS, orang tua pasien mengungkapkan, awalnya dia datang ke RSUP Kepri berharap mendapatkan solusi cepat atas penyakit demam tinggi yang sedang diderita anaknya. Namun, dirinya justru mendapatkan pelayanan yang sangat menyedihkan. Selama lima jam berada di ruang rawat inap, pihak RSUP Kepri belum memberikan pertolongan hingga anaknya mengalami kejang kejang.
“Saya sangat sedih, sejak pukul 01. Wib dini hari hingga pukul 06 Wib pagi, 6 Oktober 2018 anak saya tidak diperdulikan, dokter jaga dan perawatnya pada tidur, ” katanya.
SS menuturkan, dirinya beberapa kali berupaya membangunkan perawat dan minta tolong anaknya diberikan obat anti kejang karena sebelumnya si anak telah memiliki riwayat kejang. Namun perawat beralasan harus lihat pasien kejang dulu baru bisa diberikan obat.
“Kita belum lihat kejangnya seperti apa pak, kita lihat dulu baru kita kasih obatnya, ” kata SS menirukan jawaban perawat.
SS menuturkan sebelumnya, Jumat 5 Oktober 2018 sekira pukul 22.Wib malam, dia membawa anaknya ke ruang IGD RSUP Kepri untuk berobat. Di ruang IGD pasien ditangani oleh dokter umum. Saat itu dokter umum mengatakan sesuai hasil pemeriksaan atas sample darah, pasien hanya menderita demam biasa, kemudian diberi resep lalu diperbolehkan untuk pulang.
Berselang dua jam kemudian setelah SS berada di rumah tempatnya tinggal, si anak tiba tiba kembali mengalami kejang kejang. Saat itu juga SS kembali melarikan anaknya ke IGD RSUP Kepri. Kali ini di IGD pasien ditangani dokter spesialis anak, dokter spesialis perintahkan untuk dirawat inap. Namun hingga lima jam berada di ruang rawat inap anaknya tidak mendapat pertolongan.
Setelah anak saya dua kali mengalami kejang di ruang rawat inap tambah SS, pihak rumah sakit meminta untuk diambilkan sample darah, saya tidak ijinkan.
“Saya tidak habis pikir, anak saya sedang pingsan sample darahnya mau diambil, padahal sudah diambil sebelumnya. Tindakan tidak ada sampel darah bolak balik diambil saya tidak setuju saya tolak, ” pungkasnya.
Melihat kondisinya seperti itu tambah SS, dirinya memutuskan untuk pulang paksa dari RSUP Kepri dan membawa anaknya berobat ke RSUD Tanjungpinang.
Hingga berita ini diturunkan, media ini belum mendapatkan konfirmasi dari Pihak RSUP Kepri. (pk/red)