Krisis Air, Wahyu Wahyudin Ajak BP Batam Tanam Sukun dan Bambu di Bendungan

Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin saat berkunjung ke Waduk Jago, Bintan, Senin (7/2/2023).

BATAM | PELITAKEPRI.COM – Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin mengajak BP Batam dan Pemko Batam menanam pohon sukun dan bambu betung di seluruh bendungan air di Batam.

Wahyu menuturkan, saat ini Kota Batam mengalami krisis air imbas penebangan hutan lindung secara sembarangan khususnya di kawasan bendungan.

Ia pun mendorong gerakan reboisasi dengan menanam pohon sukun dan bambu betung yang dinilai mampu menahan longsor dan menjaga debit air di dalam tanah.

 

“Harus ada action dari BP Batam karena air bersih ini bermasalah dimana-mana karena debit air sudah mulai berkurang akibat hutan yang terus dirambah,” katanya, Jum’at (5/5/2023).

“Harus ada penanggulangan berupa reboisasi di sekitaran dam air dengan menanam tanaman yang menyerap air seperti bambu dan pohon sukun,” lanjutnya.

Selain itu, politisi PKS itu juga mengajak BP Batam, Pemko Batam, dan instansi terkait menindak tegas pelaku perambahan hutan lindung.

Baca Juga :  Ekonomi Mulai Melambat, Anggota DPRD Kepri Rudy Chua Minta Pemprov Segera Jalankan APBD P

Ia menambahkan, perlu juga dilakukan pengawasan rutin secara berkala di kawasan-kawasan hutan lindung.

“Kemudian perlu ada tindakan khusus terhadap hutan lindung, ada pengawasan dan diperketat,” pintanya.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi menyampaikan bahwa persoalan air bersih telah menjadi atensi serius.

Bukan tanpa alasan, lanjut Rudi, gangguan terhadap suplai air bersih menjadi keluhan utama masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.

“Sekitar seminggu lalu, saya sudah rapat bersama pengelola. Saya sampaikan, jika ada masalah segera diselesaikan,” tegas Rudi di hadapan awak media, Senin (1/5/2023).

Orang nomor satu di Kota Batam tersebut mengakui, persoalan air memang sudah terjadi sejak masa transisi pengelolaan. Sekitar dua atau tiga tahun terakhir.

Meski di beberapa titik suplai air masih terganggu, Rudi meminta agar pengelola dapat segera menyelesaikan permasalahannya dalam tiga bulan ke depan.

Baca Juga :  DPRD Tanjungpinang Gelar Paripurna Penyampaian Ranperda Perubahan APBD 2023

“Sampai hari ini, menurut saya, permasalahan di beberapa titik sudah selesai. Tak dapat dipungkiri, persoalan air menjadi prioritas BP Batam. Karena ini hak dasar seluruh masyarakat,” tambahnya.

Rudi pun meminta agar masyarakat Kota Batam dapat bersabar selama pengerjaan dilakukan.

Pasalnya, BP Batam juga telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk memaksimalkan suplai dan menjaga ketersediaan air bersih yang ada.

Mulai dari penindakan terhadap sambungan air ilegal (illegal connection) hingga pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di areal waduk.

Tidak hanya itu, BP Batam melalui Direktorat Pengamanan (Ditpam) juga terus melakukan peninjauan terhadap aktivitas ilegal di sekitar waduk untuk menjaga ketersediaan dan kebersihan air baku yang ada.

Baca Juga :  DPRD Kepri Rapat Paripurna Jawaban Pemerintah Terhadap Pandum Fraksi Atas Nota Keuangan Dan Ranperda APBD-P 2024

Di sisi lain, BP Batam juga tengah mengganti jaringan instalasi air yang telah termakan usia dan membangun Water Treatment Plant (WTP) di Sei Beduk dengan kapasitas suplai sekitar 500 ribu liter per detik.

“Tapi satu hal perlu diketahui, seluruh jaringan instalasi air juga harus kita ganti karena sudah tua. Jumlah penduduk pun juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Dan sekarang, sudah ada penambahan sambungan baru sekitar 30 ribu pelanggan. Saya mohon dukungan agar semua ini terselesaikan,” pungkasnya.

Editor: Rudi