Indeks

Lepas dari Maut

Oleh : Takdir Siringo

Suatu hari saya ditelepon saudara saya. Dia mengajakku untuk berkunjung ke tempatnya. Saya sedikit malas.
“lain kali sajalah” jawab saya.
Tapi dia berusaha sedikit membujuk, karena dia mau mengajak saya jalan-jalan ke pantai.
“mumpung masih libur” katanya. Dari bujukannya akhirnya hati saya pun luluh.

Perjalanan ketempat saudara saya menempuh dengan waktu dua jam menyebrang naik ferry.

Sore itu saya pun menuju kepelabuhan. Menunggu lima belas menit kapal pun berangkat, hari itu sudah hampir pukul 5 0.0 WIB sore hari. Saya meneleponnya.
“saya sudah berangkat ya saudara” telepon saya.
“oh ya saudara. Hati-hati di jalan” jawabnya.

Sesampai menyebrang. Saya pun naik ke sebuah Taxi dengan penumpang lain duduk dibelakang lima orang, didepan satu. Taxinya pun berangkat menuju alamat yang kami tuju.

Begitu berjalan, Taxinya mulai jalannya tak normal. Saya pun sedikit curiga kok bisa Taxinya jalannya seperti ini?

Diantara penumpang ada yang mengingatakan sopir “hati-hati bang” katanya. “ya tenang aja” kata sopir. Saat dia ngomong kecium baunya baru menenggak alkohol.

Dan dalam keadaan laju mobilnya tiba-tiba terbalik hal yang kusampaikan adalah “lindungi kami Tuhan Yesus” seru saya.

Posisi Taxi rodanya keatas, kami semua penumpang serupa dengan posisi mobil. Nasib baik jalanan dalam keadaan sepi dan semua kami penumpang selamat. Hanya luka sedikit lecet. Dan saat kejadian, sisopir kabur.

Dan satu-satu kami keluar dari mobil. Warga sekitar dan orang-orang yang lewat berusaha menolong kami.

Begitu kami keluar dari mobil Polisi pun sudah tiba ditempat untuk mengolah TKP. Karena merasa tak kenapa-kenapa, saya pun melanjutkan perjalanan dan meninggalkan kejadian. Sekira pukul 9 0.0 WIB malam saya pun sampai dirumah saudara saya.

Dan rasa malas saya menjadi jawaban kejadian itu. Tapi saya masih tetap bersyukur sebab saya lepas dari maut itu.

Exit mobile version