Cerita Pengalaman II Anak Kucing

Sia-sia saja membawa anak kucingnya ke rumah?

Oleh : Takdir Siringo

Lecet ditanganku masih belum hilang. Dan badanku masih ada sedikit pegal-pegal. Betapa tidak belum lama ini, aku terjatuh dari kederaan roda duaku.

Singkat ceritanya begini, aku tertarik dengan seekor anak kucing teman. Jadi aku tembak langsung untuk memintanya.

Temanku sungguh orangnya baik, walau hatinya berat. Tapi tetap mengiklaskannya ngasi anak kucingnya padaku.

Dah.., aku pun senang atas kebaikannya mau memberikan uang dengan maksud menghadiainya.

Tapi karena dia orang baik, jelas menolak. Jadi karena itu. Saya teringatlah tradisi kampungku di tanah Batak sana yang lebih sopan semacam barterlah. Terus akupun memberinya gula.

Baca Juga :  Bupati Bintan Apri Sujadi Dukung Pembangunan Jembatan Batam-Bintan 

Dan jelaslah dia tak menolaknya dan tanpa penjelasan yang lebih panjang lebar. Dia tersenyum. Aku bergegas membawa anak kucingnya, warnanya kuning ada belangnya. Tegapnya mirip raja rimba, harimau maksudku.

Walah! aku lupa bawa tempatnya. Temanku pun tak memberikanku tempatnya. Lantas akupun pegang tangan kiri, sambil bermotor dengan pelan-pelan dan membujuknya.

“dijaga baik-baik ya” pesan temanku.

Diperjalanan, tiba-tiba kucingnya meronta. Aku pun hilang kendali “brakkk” aku terjatuh. Nyunsep keparit. Beruntung tak ada orang lalu lalang.

Anak kucinngnya pun kulihat merunduk ketakutan, seperti jalan tiarap. Aku pun memungutnya dan mencari semisal kantong tempat di pembuanngan sampah itu. Dapatlah kantong, aku masukkanlah kedalam. Biar enggak meronta dan mengganggu perjalananku.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Melayat Besan

Sampai kerumah aku kasi makan ikan. Keesokan harinya aku melihat ternyata kucingnya ada luka dan dua hari kemudian, tak mau makan lagi. Dan paginya aku dapati sudah mati kaku.

Aku sedikit sedih. Sudah tanganku sedikit lecet, seperti sia-sia membawanya.

“sungguh sedihlah pokoknya, tapi mau bilang apa?”