Indeks

Terkait Kisruh Relokasi Bazar Imlek, Akhirnya Rudy Chua Dan Syahrul Bergenggaman Tangan

Tanjungpinang, Pelita Kepri – Anggota DPRD Kepri, Rudy Chua datang minta maaf kepada Walikota Tanjungpinang H. Syahrul S. Pd, di rumah dinas Walikota, Bukit Manuk pada Kamis malam (10/1/2018).

Kehadiran Rudy ke rumah Syahrul disaksikan oleh para ulama, LAM Kota Tanjungpinang, kepala OPD, Camat, Lurah serta RT/RW setempat. Pertemuan Rudy dan Syahrul yang dipandu Ustad Riswandi juga dihadiri oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Irwan, S. Sos, beberapa orang ulama dan Ketua LAM Kota Tanjungpinang Wan Rafiar.

Rudy meminta maaf kepada Syahrul atas sikapnya yang kurang pantas kepada Syahrul selaku Walikota Tanjungpinang tentang lokasi bazar imlek yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

“Kisruh yang terjadi merupakan suatu hal yang tidak diinginkan. Bahwa pada pertemuan sore tadi bersama ulama sudah dicari video lengkap kisruh bazar imlek yang sudah dilihat oleh para ustad dan setelah diamati memang tidak ada masalah. Namun yang beredar video tersebut sudah diedit atau disetting sehingga menimbulkan polemik, dan semua yang hadir sepakat meminta wakapolres untuk mengusut tuntas pelaku yang sengaja menunggani permasalahan tersebut,” kata Rudy.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Wan selaku ketua LAM yang sudah memfasilitasi pertemuan ini dan berharap permasalahan ini tidak menggoyahkan suasana Tanjungpinang yang sudah kondusif ini, “ujar Rudy.

Ia juga berharap pada tahun politik ini untuk tidak memanfaatkan suasana tersebut dan menghimbau kepada masyarakat Tanjungpinang khususnya warga Tionghoa agar menghentikan segala macam isu yang tidak benar baik yang pro maupun yang kontra.

“Saya mendukung apa yang disampaikan Pak Syahrul untuk menyemarakkan bazar imlek dan menciptakan Tanjungpinang yang kondusif dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada Beliau dengan bijak telah memberikan tempat di samping Polsek Jalan Merdeka untuk bazar imlek,” tambahnya.

Menyikapi hal tersebut Syahrul mengatakan, apa yang terjadi merupakan perjalanan hidupnya dan kerikil dalam menjalankan roda pemerintahan. Secara pribadi dirinya tidak menaruh dendam kepada Rudy.

“Permasalahan itu hanya dibesar-besarkan saja bahwa saya bertengkar dengan Pak Rudy. Padahal Pak Rudy berjalan di samping saya dan membujuk saya untuk berunding kembali, tetapi saya menolak karena sudah diputuskan dalam rapat,” jelas Syahrul.

Sebelum pelaksanaan bazar tersebut, Syahrul sudah menyampaikan kepada Rudy akan mengakomodir semua lini. Apa yang terpikir oleh Syahrul sebelum memindahkan bazar imlek ke Jalan Teuku Umar karena ingin menggeliatkan ekonomi masyarakat dan menghidupkan Kota Lama sebagai kota pusaka. Dan tahun ini merupakan tahun politik sehingga pengelolaannya diserahkan kepada LPM Tanjungpinang Kota.

Adanya petugas pengamanan yang berjaga di Jl. Pasar Ikan sebelumnya, kata Syahrul untuk menjaga agar tidak timbul bentrokan.

“TNI dan Polri memang sudah tugasnya selaku pemerintah untuk menjaga keamanan agar Tanjungpinang selalu dalam keadaan kondusif,” lanjutnya.

“Pemindahan lokasi itu mendapat masukan dari perwakilan masyarakat, organisasi Tionghoa dan LPM yang mengikuti rapat bersama beberapa waktu lalu di Kantor Walikota Tanjungpinang dan berdasarkan hal tersebut RT dan RW serta sebagian besar dari masyarakat sekitar lokasi Jalan Pasar Ikan memberikan dukungan atas relokasi bazar imlek tersebut,” tambah Syahrul.

Terkait adanya beberapa pedagang yang sudah membayar kepada pengelola bazar di Pasar Ikan, Syahrul mengatakan para pedagang tersebut sesuai pertimbangan diperbolehkan untuk membuka lapaknya di Jalan Merdeka pada lokasi sebelah Polsek Tanjungpinang Kota mulai dari Toko Minolta sampai ke Jalan Teuku Umar.

Akhir pertemuan tersebut keduanya saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan serta saling bergenggaman tangan bersama para ustad dan ketua LAM. (pk/gm)

Exit mobile version